YOU CAN GET ALL

Thursday 8 July 2010

SUAMI yang dibuang SAYANG


– Suami cengkiling (suka memukul), memang menyebalkan. Tapi setelah Karneli, 40, masuk penjara gara-gara laporannya, Ny. Tumini, 32, jadi kesepian sendiri. Dia lalu berselingkuh dengan Katimin, 26. Tapi sial, setelah kadung hamil, lelaki itu tak mau tanggungjawab. Ngamuklah Tumini, sampai bakar rumah gendakan.

Perempuan cap apapun selalu mendambakan suami yang tampan, banyak duit dan sayang istri. Tapi tak semuanya bisa terkabul. Contohnya Ny. Tumini dari Kulon Progo (DIY) ini; sudah tampang dan rejekinya Karneli pas-pasan, kodo (suka memukul)-nya luar biasa. Tersinggung sedikit saja marah, marah sedikit saja kalap, kalap sedikit saja main tempeleng. Akhirnya Tumini suka bertanya: “Kenapa Karneli main tempelengnya cuma sedikit?”

Padahal main tempeleng dan marah takkan menyelesaikan masalah, sebab yang bisa menyelesaikan masalah tanpa masalah hanyalah Kantor Pegadaian. Karena itu pula, rumahtangga Karneli – Tumini semakin berantakan. Ekonomi makin susah, kelakuan suami makin njelehi (memuakkan). Ketika Karneli marah besar dan mengancam akan membunuhnya, tanpa pikir panjang Tumini lapor ke Polres Wates. Eh, laporan itu diproses dan kini Karneli benar-benar masuk penjara.

Suami masuk bui ternyata tak menyelesaikan masalah. Justru kini masalah lain datang menyusul. Ya urusan perut, ya urusan yang di bawah perut, pokoknya masalah yang demikian multi dimensi. Bila soal makan masih bisa ceker-ceker (cari sendiri), tapi yang di bawah perut. Dulu ketika Karneli masih di sampingnya, secara rutin dia memberi “jatah” seminggu dua kali, bahkan kadang ngebon sampai 3 kali. Tapi sekarang, sudah berbulan-bulan cotho tanpa kegiatan yang signifkan sebagaimana biasanya.

Dalam suasana kesepian yang hebat, munculah kemudian Katimin, brondong muda dari Desa Sogan Kecamatan Wates. Rupanya anak muda ini tahu juga bahwa Ny. Tumini sangat kesepian dan membutuhkan sentuhan kaum adam. Maka melihat gelagat yang begitu positif tersebut, segera saja dia masuk. Eh, ternyata betul. Tanpa pakai kemenyan satu kwintal, istri Karneli ini langsung bertekuk lutut dan berbuka paha untuk si brondong muda Katimin.

Di berbagai kesempatan mereka kemudian selalu berbagi cinta. Kadang di rumah Tumini sendiri di Desa Margosari Kecamatan Pengasih, kadang di losmen krusek di bilangan kota Wates. Betapapun tempatnya tak begitu memadai, namanya barang colongan, tetap saja uenak tenan seperti kata Timbul dulu. Cuma saking asyiknya, Ny. Tumini ini lupa bahwa dia sesungguhnya punya suami dan kebetulan pula bapaknya anak-anak ini masih dalam penjara. Bagaimana logikanya, suami terkungkung dia malah asyik masuk dalam sarung?

Saking lupa daratan saat berselingkuh, tahu-tahu Tumini hamil. Nah, bingunglah dia. Bagaimana logikanya, suami di penjara kok istri hamil, memangnya “bibit unggul” bisa dikirim lewat internet? Dalam pikiran terpojok, Tumini kemudian mencari-cari Katimin untuk bertanggungjawab. Tapi celaka, si brondong ini ngilang dan ngumpet melulu. Tumini yang kalap nekad membakar rumah gendakannya pakai bensin. Urusan tentu saja makin runyam, karena dia segera ditangkap dan dijebloskan ke Polres Wates. “Enaknya mau, kok anaknya tidak mengaku,” omel Tumini saat diperiksa petugas.

Asyik kan, setelah divonis nanti bisa ketemu suami dalam sel. (KR/Gunarso TS)

Nah Ini Dia

No comments:

Post a Comment