YOU CAN GET ALL

Thursday 8 July 2010

Suami cemburu membabi BUTA


– Punya suami cemburu buta, sungguh menyiksa istri. Tapi Ratmini, 41, lebih tersiksa lagi, karena suaminya punya rasa cemburu secara membabi buta. Segala gerak istri selalu diawasi, dan gara-gara kecemburuan tak berdasar itu, keributan rumahtangga jadi menu sehari-hari.

Cemburu pertanda cinta, begitu kata ahli asmara cinta. Tapi jika kadar kecemburuan itu sangat berlebihan dan kemudian menjelma sebuah proteksi, jelas istri akan tidak nyaman atas kecemburuan itu. Bayangkan, jika akibat kecemburuan itu istri tak boleh begini begitu, tapi maunya digituin terus. Jika ada ayam mati di lumbung padi, bisa-bisa istri pun mati di lumbungnya cinta suami.

Secara jujur harus diakui, Ratmini termasuk wanita cantik di kelasnya; putih, betis mbunting padi dan seksi. Sedangkan Parmanto, 45, item, jelek lagi. Maka bila suami istri ini jalan berdua, rasanya seperti melihat burung gagak nggondol telur ayam kampung. Orang pun kemudian berkomentar dalam hati. “Nggak salah nih, kok mau-maunya perempuan ini menikah dengan sogok telik (baca: jelek sekali).

Tapi itulah yang namanya jodoh. Dan Parmanto pun layak dapat istri secantik Ratmini, karena dia memang pintar cari uang, meski belum sekelas Gayus Tambunan. Yang jelas, hidup di samping dan bawah Parmanto, perempuan ini tercukupi segalanya. Minta apapun pasti keturutan (terpenuhi), karena sabetan Parmanto sebagai pegawai cukup besar. Dan lihat saja bila Ratmini mau pergi resepi, perhiasan di tubuhnya laksana toko emas mlaku (berjalan).

Tapi bahagiakah Ratmini dengan kondisi serba ada seperti itu? Justru tidak. Sebab Parmanto suaminya ini cemburunya minta ampun. Dia selalu merasa bahwa istrinya yang cantik itu sewaktu-waktu bisa terlepas gara-gara kondisi pisik yang tak berimbang. Maka agar istri tak mudah tergoda lelaki lain, gerak geriknya selalu diawasi macam Komjen Susno Duadji. Bila pergi tanpa bareng suami, pulangnya harus menjawab 38 pertanyaan dari 40 soal yang diberikan. “Perginya tadi sama siapa dan ke mana saja?” begitu antara lain pertanyaan itu.

Sejak rumahtangganya dibangun 15 tahun lalu, Ratmini sudah merasakan sifat buruk suaminya itu. Awalnya dia merasa senang juga, tapi lama-lama njelehi (bikin muak). Ketika anak pertama telah lahir, kadar cemburu suami yang berlebihan itu semakin menghimpit perasaan Ratmini. Bayangkan, ketika dia mengaku pergi sama bu Anu, diam-diam Parmanto mengecek kepada ibu-ibu yang disebutnya itu.

Pernah juga sekali waktu, Ratmini pergi tanpa sempat pamit suami. Eh, setibanya di rumah langsung ditelanjangi, diperiksa disegala penjuru, adakah tanda-tanda jamahan lelaki lain, dari sidik jari atau sidik mulut. Ketika Parmanto menemukan bekas cupang di dada istri, langsung diinterogasi secara intensip. “Lho, ini kan bekas cupang sampean semalam to mas…,” kata Ratmini. Parmanto pun menghentikan pemeriksaan dengan tersipu-sipu. Malu, karena masih muda sudah pelupa macam Unun Nurbaeti.

Gara-gara kecemburuan di luar batas, pernah Ratmini minta cerai, tapi suami tak mengizinkan, bahkan sampai diadakan sidang keluarga segala. Tapi meski sudah berjanji akan mengubah perilaku, beberapa hari lalu warga Desa Randuadung Kecamatan Singosari Malang ini kembali ke tabiat lama. Bahkan lebih kesetanan lagi. Sebab dia mengasah samurai, sehingga Ratmini dan anaknya memilih mengunci diri dalam kamar. “Buka nggak pintunya, tak pateni kabeh mengko (kubunuh semua nanti),” ancam Parmanto sambil menendang pintu. Keluarga kembali menengahi. Tapi karena tak tahan diteror mentalnya selalu, akhirnya Ratmini mengadu ke Polsek Singosari.

Bagus itu: bila cemburu berlanjut, hubungi polisi terdekat! (JP/Gunarso TS)

Nah Ini Dia

No comments:

Post a Comment