YOU CAN GET ALL

Thursday 8 July 2010

"NGROGO SUKMA" di rumah PAK RW


- Orang yang ilmu kebatinannya sangat tinggi konon bisa ngraga sukma (baca: menghilang). Tapi Sagimun, 35, dari Kediri (Jatim) digerebek warga gara-gara diduga “ngerogoh” Sukma, 30, wanita yang numpang di rumah Pak RW. Untung keduanya dibebaskan, karena kasus perzinaan tak terbukti.

Dalam legenda Jawa, Begawan Tunggulmanik ayah Damarwulan sangat terkenal ahli ngraga sukma. Ketika putranya dalam bahaya, dia muncul memberi bantuan. Misalnya, ketika Damar Wulan dibunuh Layangseta dan Layangkumitir, Begawan Tunggulmanik yang tak pernah tampak wujudnya tersebut segera mengangkat mayat putranya dari sumur mati dan dihidupkan kembali. Begitulah, sampai Damarwulan jadi raja Majapahit beristrikan Kencawungu yang betisnya mbunting padi; Begawan Tunggulmanik selalu njampangi (mengawasi).

Ilmu Sagimun belum setaraf Begawan Tunggulmanik tentu saja. Tapi soal “ngerogoh” Sukma gendakannya, dia sangat ahlinya. Ini setidaknya menurut dugaan penduduk Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kota, Kediri. Soalnya, sebentar-sebentar Sagimun nginep di rumah wanita itu, lalu pulangnya baru besok pagi. Bayangkan, bukan suami istri tapi tinggal serumah, apa lagi kegiatannya jika bukan hal yang mesum dan hil-hil yang mustahal?

Sukmaningsih sebetulnya masih punya suami yang sah. Tapi selama ini tinggal di Jambi, bekerja di proyek. Selama ditinggal merantau, istrinya dititipkan pada Pak RW yang masih familinya. Maklumlah, mau membawa Sukma langsung ke Jambi, tempatnya tidak memadai, sedangkan mau pulang kampung sebulan sekali, bisa-bisa gajinya habis di tranpor. Terpaksalah pasangan ini mengunyah-ngunyah filosopi lama: kumpul ra kumpul angger mangan (biarlah tidak campur asalkan makan).

Makan sih memang makan, tapi makan yang mana dulu! Secara materil Sukma lumayan terjamin, karena kiriman suami tiap bulan selalu tiba dari Jambi. Tapi dalam hal onderdil, lha ini yang kacau. Sebab sejak ditinggal suami dia tak pernah lagi memperoleh kehangatan malam. Jikalau ada alternatif “kehangatan” itu hanya dari kompor dan setrikaan. Tapi apakah mau, gara-gara rindu suami malah badan mlonyoh?

Lalu hadirlah lelaki bernama Sagimun, lelaki dari Jombang. Sebetulnya mereka sudah lama kenal, bahkan ketika Sukma masih kumpul dengan suaminya. Tapi sejak lelaki ini tahu bahwa suami Sukma merantau, dia menjadi selalu ngglibed mendekati. Rupanya memang sudah lama dia naksir, hanya kadung terhalang oleh tembok besar. Nah setelah tembok itu pergi bak “Tembok Berlin” di Jerman, Sagimun merasa ada kesempatan untuk loncat pagar.

Awalnya Sukmaningsih tak menanggapi ajakan gila Sagimun. Tapi lantaran dia kesepian, sedangkan si lelaki nyosorrrr terus, ujung-ujungnya bertekuk lutut dan berbuka paha juga. Akhirnya kembali ke legenda Damarwulan itu tadi; Begawan Tunggulmanik bisa ngraga sukma, Sagimun bisa “ngerogoh” Sukma! Tempatnya bisa berpindah-pindah, bisa di hotel, bisa di tempat numpang Sukma di rumah Pak RW. Maklumlah, Pak RW sendiri orangnya sangat sibuk, sehingga tak bisa selalu mengawasi “amanat”-nya.

Asyik bagi yang sedang dimabuk asmara, tapi sangat meresahkan para tetangga. Yakin bahwa Sagimun telah “ngerogoh” Sukma, penduduk sepakat untuk menggerebeknya. Benarlah rencana itu. Saat Sagimun “apel” hingga pukul 24.00 belum kembali, segera penggerebekan dilakukan. Sayang, warga tak menangkap basah keduanya berbuat mesum, kecuali hanya mendapatkan keduanya tidur seranjang. Malam itu juga Sagimun – Sukma diserahkan ke Polres Kediri, tapi karena bukti-bukti perzinaan itu tidak kuat, polisi melepaskannya kembali.

Nggrebeknya keburu-buru, atau telat? (JP/Gunarso TS)

Nah Ini Dia

No comments:

Post a Comment