Rabu, 02/02/2011 02:33 WIB
Laporan dari Dubai
Produk Alat-alat Kesehatan RI Tembus Timur Tengah
Eddi Santosa - detikFinance
dok. KJRI Dubai
Hal itu disampaikan Sekretaris I Fungsi Pensosbud KJRI Dubai Adiguna Wijaya kepada detikfinance, Selasa (1/2/2011).
Pameran bidang kesehatan terbesar kedua sedunia setelah Medica di Düsseldorf (Jerman) itu dibuka oleh Wakil Emir Dubai yang juga Menteri Keuangan dan Industri Sheikh Hamdan bin Rashid Al Maktoum. Tercatat ada 2.847 partisipan dari 59 negara dan beberapa peserta dari perusahaan multinasional seperti GE, Konica-Minolta, Philips, dan Siemens.
Tiga perusahaan dari Indonesia yakni PT. Arista Latindo, PT Sinar Tosan Mandiri, dan PT Mega Andalan Kalasan (MAK) ikut ambil bagian. Juga ada stan bersama antara Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan RS Islam Surakarta, Taman Sari Royal Heritage Spa Mustika Ratu dan Garuda Indonesia, Dubai.
Produk Indonesia paling banyak memperoleh penawaran adalah tempat tidur elektrik, meja operasi, tempat tidur gawat darurat, stretcher, kursi dan lemari rumahsakit buatan PT. MAK.
Perusahaan yang tiap tahun mengikuti pameran ini telah berhasil memasarkan produknya dalam jumlah besar ke Timur Tengah. Saat ini MAK menggaet calon importir baru dari rumahsakit di Saudi Arabia dan Suriah, serta sedang menjajaki pasar Afrika Utara.
Untuk wilayah UEA, hingga saat ini PT MAK yang memproduksi sekitar 150 jenis peralatan dan perabotan rumah sakit telah berhasil memasarkan produknya di beberapa rumahsakit di Abu Dhabi, Dubai, Al Ain, dan Ras Al-Khaimah.
Produk PT MAK yang paling banyak diserap pasar adalah medicine cabinet (lemari obat). Pada pameran ini, PT. MAK juga berhasil menerima on-site order sekitar 4 kontainer 200 tempat tidur elektrik dan 200 tempat tidur tipe kelas ekonomi ke Bahrain dan Aljazair.
Beberapa calon importir juga sudah menyepakati akan mengunjungi pabrik PT MAK di Yogyakarta pada Maret-April 2011. Dalam kesempatan ini stan PT MAK juga sempat dikunjungi oleh Menteri Kesehatan UEA dan Menteri Pertahanan Oman.
Produk alat kesehatan Indonesia lainnya yang dipamerkan antara lain berbagai jenis masker dan sarung tangan untuk rumahsakit dan sanitasi, seperti latex examination gloves, vynil examination gloves, safety gloves, latex utility gloves, seamless supported gloves buatan PT. Arista Latindo.
Produk-produk ini telah memenuhi standar mutu internasional ISO 9001, ISO 2859, US FDA, ASTM, CEN Standard serta GMP requirement. Wakil dari PT Arista Latindo menyatakan bahwa perusahaanya telah mendapatkan banyak penawaran yang akan ditindaklanjuti.
Sedangkan PT. Sinar Tosan Mandiri, yang memproduksi alat-alat medis suction pump, oxygen concentrator, dan infant incubator dengan merk dagang Medixe & Fyrom International, juga mendapat banyak penawaran yang akan ditindaklanjuti.
Penawaran terbanyak datang dari calon importir wilayah Teluk, seperti Oman dan Bahrain, selain itu juga Afrika antara lain Tanzania, Kenya, Sudan, Mauritania, dan Asia Selatan, yaitu India, Bangladesh dan Pakistan.
Jalan Ekspansi
"Partisipasi pengusaha Indonesia merupakan langkah tepat untuk promosi dan ekspansi pasar. Apalagi produk alat-alat kesehatan Indonesia telah memenuhi standar mutu internasional," ujar Konsul Jenderal RI di Dubai Mansyur Pangeran kepada para peserta pameran dari Indonesia saat acara pembukaan.
Lanjut Mansyur, ini merupakan kesempatan bagi produk Indonesia untuk dipasarkan tidak hanya di Uni Emirat Arab (UEA), tetapi juga di Timur Tengah, di mana potensi pertumbuhan pasar industri kesehatan di kawasan ini sangat besar yaitu sekitar US$ 80 miliar per tahun.
"Dengan mengikuti pameran secara rutin, maka para pengusaha dapat mengetahui permintaan pasar terhadap berbagai peralatan kesehatan yang dibutuhkan," terang Mansyur.
Mansyur mengingatkan, apabila ingin bersaing dengan produk dari negara lain, maka kualitas produk harus diperhatikan dengan harga bersaing, sehingga produk Indonesia dapat menembus pasar global.
Kerjasama
RS Islam Surakarta memanfaatkan peluang pameran untuk menjajaki kerjasama medis penanganan pasien kanker paru-paru dengan pihak Gulf Medical University di kota Ajman, UEA.
Kerjasama ini dalam konteks keanggotaan Telemedicine for the Mobile Society (TEMOS)-European Space Agency. Pihak RS Islam Surakarta juga menawarkan proposal kerjasama pendidikan, sehubungan dengan rencana proyek pembangunan universitas bidang ilmu-ilmu kedokteran dan kesehatan.
RS Islam Surakarta menyatakan bahwa dibandingkan dengan keikutsertaan mereka tahun lalu, pada AH-2011 ini lebih banyak pengunjung yang secara serius tertarik akan paket perawatan yang ditawarkan.
Sedangkan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menyajikan informasi obyek wisata di Indonesia melalui beragam brosur dan pamflet. Wakil dari Taman Sari Royal Heritage Spa menawarkan produk-produk mereka dan menyediakan pemijatan gratis untuk para pengunjung stan Kemenbudpar RI.Produk-produk made in Indonesia diminati di 36th Arab Health Exhibition and Congress 2011 (AH-2011). Potensi pertumbuhan pasar industri kesehatan di Timteng sangat besar sekitar US$80 miliar per tahun.
Hal itu disampaikan Sekretaris I Fungsi Pensosbud KJRI Dubai Adiguna Wijaya kepada detikfinance, Selasa (1/2/2011).
Pameran bidang kesehatan terbesar kedua sedunia setelah Medica di Düsseldorf (Jerman) itu dibuka oleh Wakil Emir Dubai yang juga Menteri Keuangan dan Industri Sheikh Hamdan bin Rashid Al Maktoum. Tercatat ada 2.847 partisipan dari 59 negara dan beberapa peserta dari perusahaan multinasional seperti GE, Konica-Minolta, Philips, dan Siemens.
Tiga perusahaan dari Indonesia yakni PT. Arista Latindo, PT Sinar Tosan Mandiri, dan PT Mega Andalan Kalasan (MAK) ikut ambil bagian. Juga ada stan bersama antara Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan RS Islam Surakarta, Taman Sari Royal Heritage Spa Mustika Ratu dan Garuda Indonesia, Dubai.
Produk Indonesia paling banyak memperoleh penawaran adalah tempat tidur elektrik, meja operasi, tempat tidur gawat darurat, stretcher, kursi dan lemari rumahsakit buatan PT. MAK.
Perusahaan yang tiap tahun mengikuti pameran ini telah berhasil memasarkan produknya dalam jumlah besar ke Timur Tengah. Saat ini MAK menggaet calon importir baru dari rumahsakit di Saudi Arabia dan Suriah, serta sedang menjajaki pasar Afrika Utara.
Untuk wilayah UEA, hingga saat ini PT MAK yang memproduksi sekitar 150 jenis peralatan dan perabotan rumah sakit telah berhasil memasarkan produknya di beberapa rumahsakit di Abu Dhabi, Dubai, Al Ain, dan Ras Al-Khaimah.
Produk PT MAK yang paling banyak diserap pasar adalah medicine cabinet (lemari obat). Pada pameran ini, PT. MAK juga berhasil menerima on-site order sekitar 4 kontainer 200 tempat tidur elektrik dan 200 tempat tidur tipe kelas ekonomi ke Bahrain dan Aljazair.
Beberapa calon importir juga sudah menyepakati akan mengunjungi pabrik PT MAK di Yogyakarta pada Maret-April 2011. Dalam kesempatan ini stan PT MAK juga sempat dikunjungi oleh Menteri Kesehatan UEA dan Menteri Pertahanan Oman.
Produk alat kesehatan Indonesia lainnya yang dipamerkan antara lain berbagai jenis masker dan sarung tangan untuk rumahsakit dan sanitasi, seperti latex examination gloves, vynil examination gloves, safety gloves, latex utility gloves, seamless supported gloves buatan PT. Arista Latindo.
Produk-produk ini telah memenuhi standar mutu internasional ISO 9001, ISO 2859, US FDA, ASTM, CEN Standard serta GMP requirement. Wakil dari PT Arista Latindo menyatakan bahwa perusahaanya telah mendapatkan banyak penawaran yang akan ditindaklanjuti.
Sedangkan PT. Sinar Tosan Mandiri, yang memproduksi alat-alat medis suction pump, oxygen concentrator, dan infant incubator dengan merk dagang Medixe & Fyrom International, juga mendapat banyak penawaran yang akan ditindaklanjuti.
Penawaran terbanyak datang dari calon importir wilayah Teluk, seperti Oman dan Bahrain, selain itu juga Afrika antara lain Tanzania, Kenya, Sudan, Mauritania, dan Asia Selatan, yaitu India, Bangladesh dan Pakistan.
Jalan Ekspansi
"Partisipasi pengusaha Indonesia merupakan langkah tepat untuk promosi dan ekspansi pasar. Apalagi produk alat-alat kesehatan Indonesia telah memenuhi standar mutu internasional," ujar Konsul Jenderal RI di Dubai Mansyur Pangeran kepada para peserta pameran dari Indonesia saat acara pembukaan.
Lanjut Mansyur, ini merupakan kesempatan bagi produk Indonesia untuk dipasarkan tidak hanya di Uni Emirat Arab (UEA), tetapi juga di Timur Tengah, di mana potensi pertumbuhan pasar industri kesehatan di kawasan ini sangat besar yaitu sekitar US$ 80 miliar per tahun.
"Dengan mengikuti pameran secara rutin, maka para pengusaha dapat mengetahui permintaan pasar terhadap berbagai peralatan kesehatan yang dibutuhkan," terang Mansyur.
Mansyur mengingatkan, apabila ingin bersaing dengan produk dari negara lain, maka kualitas produk harus diperhatikan dengan harga bersaing, sehingga produk Indonesia dapat menembus pasar global.
Kerjasama
RS Islam Surakarta memanfaatkan peluang pameran untuk menjajaki kerjasama medis penanganan pasien kanker paru-paru dengan pihak Gulf Medical University di kota Ajman, UEA.
Kerjasama ini dalam konteks keanggotaan Telemedicine for the Mobile Society (TEMOS)-European Space Agency. Pihak RS Islam Surakarta juga menawarkan proposal kerjasama pendidikan, sehubungan dengan rencana proyek pembangunan universitas bidang ilmu-ilmu kedokteran dan kesehatan.
RS Islam Surakarta menyatakan bahwa dibandingkan dengan keikutsertaan mereka tahun lalu, pada AH-2011 ini lebih banyak pengunjung yang secara serius tertarik akan paket perawatan yang ditawarkan.
Sedangkan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menyajikan informasi obyek wisata di Indonesia melalui beragam brosur dan pamflet. Wakil dari Taman Sari Royal Heritage Spa menawarkan produk-produk mereka dan menyediakan pemijatan gratis untuk para pengunjung stan Kemenbudpar RI. (es/es)
No comments:
Post a Comment