Manila (ANTARA/PNA-0ANA) - Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman pekan ini mengunjungi Manila, untuk membahas perundingan perdamaian antara pemerintah Filipina dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) yang difasilitasi Malaysia dalam pertemuan dengan timpalannya, Menlu Alberto G. Romulo.
Dalam pertemuan mereka, Anifah dilaporkan menekankan bahwa Malaysia tidak mendorong ekstremisme dan mengakui peran utama Filipina dalam dialog antaragama.
Dia menyampaikan apresiasi Putra Jaya terhadap penyelamatan dua warga negara Malaysia oleh Filipina, yang dikatakan telah diculik hampir setahun yang lalu di Kalimantan oleh bandit-bandit Malaysia saat melintasi lautan dan membawa mereka ke Mindanao.
Unsur-unsur dari Kepolisian Nasional Filipina diduga telah menyelamatkan dua warga Malaysia itu di Tawi-Tawi, Filipina selatan, pada Desember lalu.
Menurut Departemen Luar Negeri, Anifah bertemu dengan Romulo pada Jumat, 21 Januari, dan membahas dimulainya kembali perundingan perdamaian, yang dijadwalkan akan dimulai pada 9 Februari.
Deplu tidak memberikan rincian lain mengenai pembahasan kedua pejabat, termasuk kontroversi atas fasilitator individu Malaysia, Dato Othman bin Razak.
Setelah pembebasan mereka, para sandera Malaysia itu dibawa ke Manila di mana mereka diizinkan untuk berbicara dengan wartawan Filipina sebelum kembali ke kampung halaman mereka.
Sementara itu mengenai penculik warga Malaysia Deplu mengatakan, para korban telah menjelaskan kepada wartawan bahwa penculik mereka berbicara dalam bahasa yang mereka tidak pahami.
Masalah Myanmar dan Laut China Selatan, di mana kedua negara saling mengklaim atas wilayah itu, dan pentingnya kedua negara bekerja sama dalam Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk membina suara kolektif mengenai isu-isu regional dan internasional juga disorot dalam pertemuan bilateral mereka.
Kedua negara berharap untuk menyelenggarakan Pertemuan Komisi Bersama ke-7 kedua negara pada kesempatan pertama, yang kali ini akan diselenggarakan oleh Filipina.
No comments:
Post a Comment