Kabar dari Sebrang: Fenomena TKW Hongkong Mengisi Waktu Liburnya !
REP | 26 June 2010 | 10:12760 42 5 dari 6 Kompasianer menilai InspiratifFenomena TKW HK mengisi waktu liburnya ada yang jualan nasi, kartu , jadi sales promosi hingga berdiri berjam jam mengumpulkan infaq.
”Nasi..nasi..kartu, kartunya Mbak,”. Itu yang selalu diucapkan oleh Supriyanti atau Yanti (30th) TKW asal Blitar, Jawa Timur ini sudah 10 tahun berada di HK, semangat nya yang luar biasa, dalam mencari nafkah dinegeri orang patut untuk ditiru. Yanti tidak hanya mengandalkan gajinya tiap bulan, tapi dia juga‘’nyambi’’jualan disetiap waktu liburnya yaitu hari minggu. Padahal untuk nyambi jualan bagi TKW di HK, sungguh besar resikonya, jika ketahuan Pakde (sebutan Polisi Imigrasi dikalangan TKW) yang tiap minggu selalu beroperasi dikawasan Viktory Park. Bisa jadi urusannya dengan hukum, penjara dan dipulangkan ke Indonesia. Karena tidak sembarangan berjualan di HK, semua ada aturan mainnya.
Untuk bertemu dengan Yanti ini sangat mudah, karena Yanti selalu berdiri didepan pintu masuk lapangan Viktoria Park. Dengan alasan yang sederhana Yanti melakukan ini semua karena biaya di kampung cukup besar, gaji tiap bulan yang dia terima dari majikan sebesar HK$ 3580 dia rasa tidak cukup. ‘’ anak anak dirumah pada sekolah,yang no 1 dan ke dua, duduk dibangku STM dan SMP ditambah bapak dan ibuku yang sudah sepuh dan sakit sakitan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, mbak,”. Ungkapnya saat bertemu dengan Memo.
Tidak heran dan semua orang pasti tahu disetiap hari minggu tiba lapangan Viktoria Park selalu dipenuhi oleh para TKW yang menghabiskan waktu liburnya dan tumplek blek jadi satu dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh Yanti dan Yanti Yanti yang lain berlomba untuk mendapatkan hasil tambahan. Tidak hanya menjual kartu, Yanti pun menjual nasi bungkus. ”Setiap mau libur, malamnya saya masak, mbak. Macam macam ada nasi campur, nasi ayam juga nasi tempe penyet dan subuhnya saya bungkus. Majikan saya mengetahui hal ini tapi diam saja. Alhamdulillah nasi bungkus saya bawa 100 bahkan 150 bungkus selalu habis. Saya pun tahu resiko nya jika ketahuan Pakdhe tapi pinter pinter kita mbak, kalau Pakdhedatang kita pura pura diam, tapi kalau Pakdhe pergi , kita kembali beraksi dan berteriak lagi ”kartu..kartu..nasi nasinya..mbak” Nggak apa apa dengan senang hati jalani pekerjaan ini yang penting dapur dirumah tetap ”Ngebul,”. Pungkas Yanti.
Mak Atun Nyambi Jadi Tukang Urut
Namanya Sumiatun, atau biasa dipanggil Mak Atun oleh para TKW yang biasa menggunakan jasanya. Mak Atun TKW asal Tulung Agung, Jawa Timur ini pun menggunakan waktu liburnya dengan membuka jasa perurutan bagi TKW. Padahal kalau dilihat usia Mak Atun usianya sudah senja, tapi kalau soal tenaga jangan ditanya. Tenaganya tidak hanya dirumah majikan saja tapi tenaganya dibutuhkan dan dicari oleh sebagian BMI yang ingin tubuhnya dipijat.
Seperti yang memo lihat, disamping Toilet Umum Viktoria Park, Mak Atun biasa membuka ‘’praktek’’ nya, hanya dengan beralaskan tikar plastik dan selembar kain (jarit), para ‘’pasien’’ Mak Atun sudah pada ngantri. Tidak lantas para TKW yang ingin diurut Mak Atun itu harus buka baju semua, apa lagi ditempat itu adalah tempat umum ditambah kendaraan yang lalu lalang. ”kalau bagian belakang dulu yang mau diurut, cukup bagian punggungnya aja yang dibuka, ta tutupi ama kain jarit ini mbak, nanti kalau bagian kaki atau paha bagian atas gantian ditutup. Yang penting aurat tubuhnya nggak harus diliatin, khan malu banyak orang’’ ucap Mak Atun menjelaskan.
Untuk tarif Mak Atun tidak mematoknya, ‘’seikhlasnya mereka saja mbak, biasanya pada ngasih 50-75 dollar bahkan ada yang ngasih 100. Ya..dari pada bengong, mau ngapain saya manfaatin saja keahlian pijet yang saya miliki jauh sebelum berangkat ke Hongkong pun saya didesa juga tukang urut. Lumayanlah mbak hasilnya bisa dikumpul ngasih uang jajan untuk cucu dirumah juga biaya kuliah anak saya,”. Ujarnya.
Ika, Nyambi Jadi Sales Promosi Sebuah Produk
Ika yang baru setahun bekerja di Hongkong dan berkenalan dengan sesama TKW membuat dilema dalam hidupnya. Sahabat yang dianggap sudah seperti saudara sendiri apalagi ditanah perantauan kehadiran sahabat sungguh sangat berarti. Tapi siapa sangka jika sahabat Ika itu telah menyusun rencana busuk, diiming iming akan diberi sejumlah uang, Ika dijadikan ”tumbal” atau peminjam disalah satu Bank Finansial dengan menggunakan paspor, kontrak kerja dan alamat rumah majikan Ika. Ika yang tidak tahu apa apa mau saja, tanpa memikirkan resikonya. Setelah uang pinjaman cair, sejumlah HK$ 30.000 atau sebesar kalau dirupiahin kurang lebihnya sebesar 45 juta, sahabat Ika itu ”raib” entah kemana. Mau tidak mau Ika sebagai peminjam harus menanggung cicilan utang perbulannya, walau Ika sama sekali tidak memakai uang itu.
Wawancara Memo dengan salah satu anggota organisasi islam yaitu Al Hikmah yang masuk dalam basic FKMPU (The Indonesian Islamic Organization For Carring Ummah). ”Diorganisasi ini kita bisa bersama sama belajar mbak, mencari ilmu disela sela kesibukan yang menguras tenaga ataupun pikiran yang dikarenakan kita hidup di perantauan. Sehingga diwaktu libur kita semua bisa berkumpul duduk bersama dan mengajak teman teman TKW yang lain untuk tetap menjalin hubungan tali silahturahmi dan selalu senantiasa untuk ingat dan berada di jalanNYA,”. Kata Ibu Choirul Nikmah sebagai ketuanya.
Dan sungguh, mereka adalah perempuan perempuan perkasa apa yang dilakukan oleh TKW diatas merupakan perbuatan yang sangat mulia! Ditanah perantauan karena keterbatasan waktu, dengan bekerja ikut orang dan waktu libur sehari dalam sepekan itu semua tidak menghalangi gerak mereka untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat, bagi individu, keluarga dan komunitasnya. Hidup TKW !!!
(ini tulisan sebelumnya sdh pernah terpublikasi di tabloid memo juga di fb saya)
Uly Giznawati
hongkong
No comments:
Post a Comment