YOU CAN GET ALL

Thursday 25 November 2010

Bali Teroris dengan film "Prison and Pradise"

untaianberita

VIDEO: Kisah Bom Bali "Prison and Paradise"
Film dokumenter asal Indonesia ini lolos seleksi di Dubai International Film Festival 2010
JUM'AT, 26 NOVEMBER 2010, 12:51 WIB
Nezar Patria
Cuplikan film Prison and Paradise

VIVAnews-Film "Prison and Paradise" (Penjara dan Surga) karya sutradara Indonesia Daniel Rudi Haryanto masuk dalam 41 film 'World Premiere' yang akan diputar di Dubai International Film Festival, 12-19 Desember 2010, di Dubai.

Dokumenter berdurasi 93 menit itu mengangkat kisah pelaku bom Bali 2002, dengan perspektif dampak aksi teror itu pada keluarga korban dan pelaku. Riset dilakukan sejak 2003, serta Daniel berburu gambar sampai ke Polda Bali, saat Imam Samudera, Amrozi dan Ali Ghufron baru tertangkap.

"Film ini bukan promosi terorisme. Kami mengungkap dampak aksi teror kepada keluarga korban dan pelaku," ujar Daniel kepada VIVAnews, Jumat 26 November 2010.

Menurut Daniel, keluarga pelaku dan korban menanggung derita sama. Setelah aksi teror itu, mereka menjalani kehidupan tanpa ayah, atau ibu. Bagi anak si pelaku, mereka menuai stigma dalam hidupnya. "Mereka bernasib seperti anak bekas Tapol PKI 1965".

Film ini juga lolos seleksi kategori film dari negara Asia-Afrika di festival Dubai itu, bersama 10 film lainnya. "World Premiere adalah film pilihan yang diputar untuk red carpet atau sesi pembuka," ujar Daniel, lulusan 2004 dari Fakultas Film dan Televisi di Institut Kesenian Jakarta.

Film produksi Yayasan Prasasti Perdamaian itu juga diberi kesempatan tampil di sesi "international market", yang menjadi ajang para distributor mencari film yang akan dilempar ke pasar dunia. "Jarang film dokumenter kita dapat kesempatan di ajang itu," ujar Daniel.

Materi film "Prison and Paradise" adalah hasil kolaborasi Daniel dengan Nur Huda Ismail. Nur adalah bekas wartawan Washington Post biro Jakarta, yang pernah sekamar dengan salah satu pelaku bom Bali, Mubarok, saat mereka belajar di Pesantren Ngruki, Solo.

Nur akhirnya membuat novel "Temanku Teroris", sedangkan Daniel menghasilkan film dokumenter itu.(np)

No comments:

Post a Comment